Kisah Seorang Pemimpin 3

Hampir satu tahun sebuah perusahaan ditinggal oleh seorang pemimpin yang dimutasikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perusahaan tersebut kini dipimpin oleh seorang Pemimpin baru yang memiliki reputasi "killer" di tempat sebelumnya hingga 3 kali dimutasikan, pemimpin tersebut selalu memperoleh "kado" surat kaleng.

Pemimpin baru tersebut kini memimpin perusahaan dengan (katanya) tangan besi, khususnya pada bagian Marketting yang merupakan ujung tombak pada perusahaan tersebut sehingga dirasakan dalam kepemimpinannya, seluruh pekerja merasa tidak nyaman. Hal ini disebabkan karena pola kepemimpinan sebelumnya yang sangat memanjakan mereka.

Sifat keras yang sedikit mengarah ke diktatoran tersebut jika ditelaah justru banyak positifnya dan perusahaan kini setiap bulannya menunjukkan angka pertumbuhan yang baik, namun dikarenakan "sifat manja" yang telah dimiliki pekerja selama ini, menjadikannya tidak berarti.

Sikap dan sifat pekerja yang selalu mengumpat di belakang, kini sudah menjalar hingga mencapai mencapai 98%, sehingga apapun perbuatan baik yang dilakukan oleh sang pemimpin sudah tidak ada artinya lagi. Musuhnya pun terus meningkat baik di dalam Perusahaan maupun diluar Perusahaan, hal ini mungkin dikarenakan oleh sikap tegasnya yang tidak gentar menghadapi Pejabat Tinggi sekalipun.

Namun malang nasibnya... (sehabis Umrah) salah seorang Klien terdekatnya melaporkannya kepada kepada Atasan Tertinggi dari Perusahaan tersebut yang telah menyinggung perasaan dan martabat Kliennya.

Tanpa dilakukan penyelidikan terlebih dahulu oleh Atasan Tertinggi........ akhirnya (tidak sampai satu minggu setelah kejadian) Pemimpin tersebut terpaksa harus dimutasikan secepatnya pada hari itu juga dengan alasan untuk menghindari kesan negatif citra Perusahaan.

Semua prestasi baik yang telah dibuat oleh Pemimpin tersebut seakan sirna akibat kebijakan Atasan Tertinggi tersebut. Hampir seluruh pekerja dalam perusahaan tersebut bertepuk tangan kegirangan melihat Pemimpin mereka di fitnah.

Belum selesai sakit hati Pemimpin tersebut yang terpaksa jabatannya harus turun menjadi seorang Pekerja, kini dihadapan kembali dengan kasus baru yang kembali mengancam karirnya.

Pemimpin yang kini menjadi pekerja biasa tersebut hanya bersikap pasrah dan sabar dengan menyerahkan sepenuhnya permasalahan kepada Allah SWT.......

Merasa puaskah diri kita, setelah kita berhasil menjatuhkan orang kedalam jurang yang sangat dalam ? Sudah tertutupkah hati ini setelah menduduki sebuah Jabatan yang sangat tinggi ?

Comments