Keterikatan, Sayang dan Takdir Allah


Nodi sangat menyukai Anty pada saat mereka pertama kali bertemu. Entah getaran apa yang membawa hati Nodi untuk mengenal lebih dalam diri Anty. Apabila mereka berpapasan tak kurang senyum terpancar dalam wajah mereka. Kelas mereka saling berseberangan dan sesekali keduanya sering melirik sekedar ingin mengetahui apa yang dikerjakan oleh mereka masing-masing pada saat itu.  

Pada saat yang bersamaan Ditta (adik kelas) sangat menyukai Nodi dan keduanya merupakan anggota salah satu di kegiatan sekolahnya dan hampir setiap hari Ditta memberikan perhatian penuh kepada Nodi, namun hati Nodi memang sudah melekat kepada Anty.  

Suatu hari Anty ingin menemui temannya yang kebetulan sekelas dengan Nodi. Dengan mencoba bercanda Nodi berusaha menutup jalan Anty dengan meja yang membuat kemurkaan Anty yang teramat sangat. Nodi pun tersentak dengan segala kalimat pedas yang keluar dari mulut Anty. Beberapa teman di kelas pun langsung tertuju matanya melihat kejadian tersebut yang membuat perasaan sedih Nodi dan malu yang teramat sangat.  

Ditta yang hampir setiap hari memberikan perhatian penuh kepada Nodi terus berusaha dengan kemanjaannya untuk selalu dekat dengan Nodi. Sering Anty melihat kejadian tersebut sehingga membuat jarak mereka pun semakin renggang. Terlihat sekali wajah tidak senang Anty kepada Nodi. Namun Nodi berusaha untuk mencari jalan untuk berusaha terakhir kalinya untuk menyatakan perasaannya kepada Anty walau dengan konsekwensi apapun yang terjadi.  

Beberapa dari adik kelas Nodi berusaha mencari perhatian kepada Nodi dan satu diantaranya malah terang-terang sering menelepon Nodi. Ibarat minum obat, setiap harinya Nodi di telepon oleh adik kelasnya (yang hingga kini tidak diketahui namanya) yang akhirnya membuat kesal Mama Nodi. Sedangkan menurut Nodi adalah wajar karena adik kelasnya ingin mengambil hatinya. Nodi sendiri hanya menganggap mereka sebagai adik sendiri, hatinya sudah kadung menyukai Anty dengan segala karakter uniknya.  

Selang beberapa waktu, Anty menelepon Nodi untuk menanyakan kepastian pertemuan mereka. Mungkin karena terlalu kesal dengan telepon terus menerus dari adik kelasnya Nodi, Anty yang tidak tahu sama sekali langsung dimarahin oleh Mama Nodi.  

Sesampainya di rumah, Mama Nodi langsung menyampaikan bahwa Mama Nodi telah memarahi adik kelasnya yang sering mengganggu Nodi. Perasaan Nodi terasa tidak enak mendengar berita tersebut, karena pada saat itu dia sedang berjanji dengan Anty untuk bertemu. Dan apa yang di khawatirkan Nodi pun ternyata nyata, Anty kembali marah kepada Nodi karena Mama Nodi memarahinya. Pembicaraan pun terus melebar.. Anty bertanya siapa nama adik kelas yang terus mengganggu Nodi... Nodi yang sok keren... bla bla bla... ininya rencana “ngedate” itupun batal dengan sukses. Hiks. 

Mereka pun dipisahkan sementara oleh waktu karena masing-masing memilih kuliah sesuai dengan impiannya. 4 tahun kemudian, Anty didatangi oleh Sanny (salah satu Sahabat Nodi) di rumahnya dan menyampaikan bahwa Nodi sedang diopname dengan keadaan cukup mengkhawatirkan.    

Nodi terkesima dengan kehadiran Anty dan sama sekali tidak menyangka bahwa Sanny memberikan kejutan yang luar biasa. Ternyata Sanny mengatakan ke Anty bahwa Nodi menyukai Anty sangat dalam, namun sayang saat itu Nodi telah memiliki kekasih. Kunjungan Anty membuat semangat Nodi untuk berusaha sembuh dari penyakitnya. Dengan membawa infus, Nodi pun mengantarkan Anty ke depan pintu Rumah Sakit pulang bersama Sanny.  

Entah mengapa setiap ada peristiwa-peristiwa penting dalam hidup Nodi, Anty selalu saja hadir pada saat yang tepat dan semuanya sepertinya sudah diatur Allah untuk kehidupan Nodi. Seperti saat Mama tercinta wafat, disaat itu Anty menelepon hanya sekedar menanyakan kabar Nodi dan tidak menyangka pada waktu Nodi sangat sedih dan terhibur dengan menerima telepon dari Anty dan lain-lain.  

Hubungan mereka diibaratkan seperti keadaan air laut yang sering pasang-surut... pertengkaran-pertengkaran kecil yang sering tidak jelas, dapat mengakibatkan hubungan mereka renggang. Hingga pada suatu saat Anty kembali menelepon Nodi. Entah mengapa Nodi selalu menurut setiap Anty menulis sms atau telepon. Jika Nodi tidak merespon segera, maka Anty pun kembali ngambek yang tidak jelas... itulah uniknya kisah mereka berdua walaupun masing-masing dari mereka kini telah berumah-tangga, tapi seakan saling terikat satu sama lainnya. 

Selang beberapa hari... Nodi mengabarkan bahwa dirinya diundang untuk menghadiri acara dan menanyakan Anty apakah dirinya juga berminat untuk hadir dalam acara tersebut. Ternyata pada hari itulah menjadi moment bersejarah dalam kehidupan mereka, (setelah hampir 30 tahun) dapat berjalan berdua.  

Dalam situasi yang lowong, Nodi memberanikan diri menanyakan kepada Anty, mengapa sejak peristiwa Nodi menghalangi jalannya pada semasa sekolah, seakan tiada maaf untuk Nodi dan Anty terlihat sangat kesal kepada Nodi.  

Anty menceritakan bahwa dirinya tidak menyukai Nodi karena selalu dikelilingi oleh perempuan-perempuan maupun orang-orang seolah dirinya Bossy. Padahal Nodi sama sekali tidak menyetel atau menginginkan keadaan seperti itu. Nodi pun menyampaikan bahwa dirinya sangat menyukai Anty sejak pertama kali bertemu, namun sejak peristiwa itu Nodi menjadi bingung harus mulai darimana untuk menyampaikannya kepada Anty. Seakan tidak memiliki moment yang tepat dan Anty tidak pernah terlihat sendiri. Nodi telah berusaha maksimal hingga meluangkan nongkrong di depan pagar rumah Anty dan berharap agar Anty akan keluar dan Nodi dapat menyatakan isi hatinya, namun harapan itu sirna karena Anty tidak pernah keluar rumah dan tidak tahu bahwa Nodi menunggu dirinya di depan pagar.  

Akhirnya Nodi dan Anty pun merasa lega karena telah menyampaikan perasaan mereka yang terpendam selama ini walau setelah sekian puluh tahun Allah baru memberikan kemudahan ini. Inilah yang namanya takdir. Sebagaimana Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi Wa salam pernah bersabda :

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“… Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”. [HR. Muslim] 

Kehendak Allah meliputi segala sesuatu, baik yang terjadi maupun yang tidak terjadi, baik perkara besar maupun kecil, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik yang terjadi di langit maupun di bumi. Semuanya terjadi atas kehendak Allah Ta’ala, baik itu perbuatan Allah sendiri maupun perbuatan makhluknya. 

Bukankah sayang tidak harus memiliki ? Keterikatan dan sayang sudah lama telah menetap dalam diri mereka dan semuanya sudah merupakan ketentuan Allah untuk kehidupan terbaik bagi mereka.

Comments