Memaafkan dan Berlapang Dada

Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Rasulullah ﷺ berkata : 

أَنَّ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - زَوْجَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم – قَالَتْ: "... فَلَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ هَذَا فِى بَرَاءَتِى قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ - رضى الله عنه - وَكَانَ يُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحِ بْنِ أُثَاثَةَ لِقَرَابَتِهِ مِنْهُ ، وَفَقْرِهِ وَاللَّهِ لاَ أُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحٍ شَيْئًا أَبَدًا بَعْدَ الَّذِى قَالَ لِعَائِشَةَ مَا قَالَ ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ( وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِى الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ) قَالَ أَبُو بَكْرٍ بَلَى ، وَاللَّهِ إِنِّى أُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِى ، فَرَجَعَ إِلَى مِسْطَحٍ النَّفَقَةَ الَّتِى كَانَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ ، وَقَالَ وَاللَّهِ لاَ أَنْزِعُهَا مِنْهُ أَبَدًا

"Ketika Allah telah menurunkan keterlepasanku (dari berita dusta yang disebarkan kaum Munafik), Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu berkata tentang Misthah bin Utsatsah radhiyallahu 'anha, yang mana Misthah adalah orang yang Beliau nafkahi, karena hubungan kekerabatannya dengan Beliau dan karena kemiskiannya : 'Demi Allah, selamanya aku tidak akan menafkahi Misthah sedikitpun, setelah apa yang ia katakan tentang Aisyah radhiyallahu 'anha.

Dan ketika Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, bersumpah untuk tidak lagi membiayai dan menafkahi Misthah bin Utsatsah radhiyallahu 'anhu, karena Misthah radhiyallahu 'anhu termasuk orang yang mengatakan berita dusta tentang Aisyah radhiyallahu 'anha, maka turunlah ayat :

{ وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [النور

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [al-Qur'an surah an Nur : 22]

Allah Ta'ala dengan kemuliaan dan kemurahan-Nya, mengajak Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu untuk memaafkan Misthah radhiyallahu 'anhu, yang juga merupakan anak Bibi Beliau, seorang miskin yang tidak mempunyai harta kecuali hanya dari pemberian Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhusaja, dan Misthah radhiyallahu 'anhu termasuk dari kaum Muhajirin serta telah diterima taubatnya oleh Allah Ta'ala, apalagi Misthah radhiyallahu 'anhu sudah mendapatkan hukuman pidana atas perbuatannya tersebut. 

Lalu bagaimana sikap Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu ? :

"Tentu, demi Allah, aku menginginkan agar aku diampuni Allah Ta'ala". Maka Beliau kembali memberi nafkah kepada Misthah yang dulu Beliau beri nafkah. Dan Beliau berkata : "Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan nafkah untuknya". [HR. Bukhari dan Muslim]

Ingatlah.. memaafkan seseorang yang pernah berbuat kedzhaliman kepada kita, apapun bentuk kedzhalimannya, adalah merupakan syariat Islam dan sesuatu yang diperintahkan di dalam al-Qur'an dan dicontohkan di dalam hadits Rasulullah ﷺ. Memang berat, namun ganjaran pahalanya juga sangat besar, yaitu diampuni Allah Ta'ala dosa-dosanya.

Semoga bermanfaat.

Comments