Ketika Kekuasaan Tidak Mengenal Belas Kasihan

Setelah memperoleh pinjaman dari Bank, Ibu Yani (nama samaran) usaha Garment yang dirintis bersama suami tercinta semakin berkembang pesat. Asset rumah pun telah bertambah dan salah satunya memiliki kolam renang didalam rumah tersebut. Beliau pun setiap datang di Bank selalu disambut dengan ramah serta suka cita.

Namun kemewahan selama 5 tahun tersebut mulai sedikit demi sedikit mulai surut semenjak suami tercinta telah dipanggil oleh Allah SWT. Asset yang dulu sangat dibanggakan sedikit demi sedikit mulai hilang dan hanya tinggal 1 buah rumah kecil yang masih dijaminkan di Bank.

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya, kalian tidak akan mampu menguasai manusia dengan harta kalian, tetapi kalian bisa menguasai mereka dengan wajah yang bersahaja dan akhlak yang baik”.   [HR. Abu Ya’la, dishahihkan Al Hakim, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Kitab Al jami’, Bab Targhib fi Makarimil Akhlaq, hal. 287. Hadits no. 1341. Cet 1, 2004m/1425H. Darul Kutub Al Islamiyah].

Usaha Garment sudah tidak dimiliki lagi dan untuk mencukupi nafkah sehari² nya seluruh Keluarga tersebut bekerja di Usaha Garment yang sudah dimiliki oleh salah satu karyawannya. Dan kesehatan Ibu Yani pun  kian memburuk dan menderita penyakit diabetes sehingga 2 jari yang terletak di tangan kanan harus rela untuk dipotong.

Dengan kondisi (kini) yang sangat miskin dan untuk memenuhi kebutuhan "perut" sehari²nya, Keluarga ini harus rela menjual satu persatu keramik (ubin) rumah sehingga bila hujan datang, pemandangan becek menghiasi rumah tersebut dan terpaksa harus tidur beralaskan sebuah koran diatas tanah yang becek tadi dalam rumah tersebut.... yaa Allah.

Ternyata penderitaan mereka belum berakhir karena kewajiban hutang mereka yang hanya tertinggal Rp. 2 Juta harus dilunasi karena pihak Bank telah memberikan toleransi waktu selama 1 tahun dan akan menyita rumah tersebut apabila kewajiban tersebut tidak diselesaikan.

Langkah gontai dengan perasaan yang galau, Keluarga ini memohon belas kasihan dari pihak Bank untuk tidak menyita rumah mereka, karena tidak tahu harus dimana lagi mereka harus tinggal, sedangkan kondisi Ibu Yani sudah sangat mengkhawatirkan dan untuk biaya berobat Beliau saja, terpaksa mereka harus memelas dengan iba pemberian orang lain.

Dengan angkuhnya Pemimpin Bank tersebut mengatakan bahwa ia hanya menjalankan tugas yang sudah sesuai dengan aturan yang telah berlaku di Bank tersebut. 1 jam lebih mereka memohon dan sujud kepada pihak Bank untuk membuka hati Pemimpin Bank membantu mereka dan dapat melihat kondisi mereka saat ini. Bukan penyelesaian yang Keluarga ini peroleh, namun sedikit makian terlontar kepada mereka ...  Isak tangis membahana dalam Bank tersebut....... Masya Allah !

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna (al-mâ’un)”.   [QS. Al-Ma’un : 1-7]

Sebulan berlalu... Pemimpin Bank tersebut menyuruh karyawannya untuk mengantarkan Surat Sita atas Bangunan tersebut. Karyawan tersebut tidak tega untuk menyampaikan surat tersebut dan meminta tolong kepada temannya untuk bersedia menyampaikan kepada Ibu Yani.

Sesampai disana..... ?? Ternyata dalam menuju rumah tersebut didapati banyak bendera kuning dan sesampai di rumah tersebut banyak pelayat yang datang untuk bersiap² mengantarkan jenazah Ibu Yani ke peristirahatannya yang terakhir. Seakan mulut terkunci dan badan bergetar karyawan Bank tadi pun kembali ke Bank dan menceritakan kejadian tersebut.... Tetapi bukan kata simpati yang diperoleh dari Pemimpin Bank tersebut, tetapi aturan tetap harus dijalankan.

Ibnu Abbas ra, menjelaskan makna firman Allah SWT : (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) dia berkata: "Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan wajahmu ketika mereka berbicara kepadamu".   [Tafsir At-Thobari 21/74)].

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan Firman Allah SWT, ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh”, maksudnya janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, berbuat semena-mena, janganlah kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah murka kepadamu".  [Tafsir Ibnu Katsir 3/417].

Kalaulah ada sedikit perhatian maupun bantuan dari Pemimpin dengan bersama² seluruh Karyawan Bank tersebut untuk bersedekah dan membantu kesulitan mereka yang hanya sebesar Rp. 2 Juta, masalah yang sangat ringan tersebut dapat terselesaikan.

"Bersedekah pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan² pahalanya dua puluh dan silaturrahim (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat".  [HR. Al-Hakim].

Akhirnya dengan pertolongan Allah SWT... pinjaman yang hanya sebesar Rp. 2 Juta tersebut dapat dilunasi oleh simpatisan yang rela membantu Ahli Waris Keluarga tersebut..... Subhanallah.

Comments