Alam bukanlah penyebab utama bencana banjir di Jakarta maupun banjir dan tanah longsor di Manado, Sulawesi Utara. Pengelolaan alam yang tidak tepatlah diduga menjadi penyebabnya. Dari total luas wilayah DKI Jakarta ternyata 92 persen wilayah DKI Jakarta sudah dikonversi menjadi "hutan beton", sehingga hanya tersisa 8 persen saja untuk ruang terbuka hijau (RTH). Dari dulu Jakarta telah memiliki masalah serius mengenai tata ruang, akibat masifnya pembangunan fisik, terutama sektor properti.
Akibatnya, Jakarta tidak mampu menampung air hujan dan luapan air sungai, disamping budaya dan perilaku masyarakat yang tidak kunjung berubah dalam membuang sampah dan kotoran. Demikian pula dengan kota Manado yang memiliki banyak aliran sungai, resapan dan dataran tinggi, namun banyak bentang alam (hutan gunung) ditebang, diganti dengan pemukiman, industri dan lain-lain.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare dan penyakit kulit pun menjadi penyakit langganan setiap terjadi banjir. Penyakit ISPA terjadi lantaran hujan yang terus-menerus turun. Penyakit diare terjangkit karena lingkungan yang kotor dan makanan yang kurang terjaga kebersihannya. Penyakit kulit seperti gatal-gatal timbul karena lingkungan dan air yang kurang bersih.
Bencana banjir di Jakarta dan tanah longsor dan banjir bandang di Manado serta erupsi Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatra Utara dapat menjadi pelajaran berharga buat Pemerintah untuk semakin bijaksana dalam mengelola alam. Ingatlah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, belajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras (menjerit jerit) dimasjid, orang fasig menjadi pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhiaknya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minum keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi saw, tabi'in dan para imam muktabar). Maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa,longsor dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda kiamat terjadi)". [dari Abu Hurairah ra diriwayatkan oleh Tirmidzi].
Semoga bencana ini semakin meningkatkan derajat kita dalam menghapus dosa kita kepada Allah SWT, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : "Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya suatu dosa kesalahan".
Comments