Sebuah Lubang Gelap dan Sempit Telah Menanti

Betapa banyak berita kematian yang kita lihat dan sampai ke telinga kita. Akan tetapi betapa sedikit dari diri kita yang mampu mengambil pelajaran dari kenyataan tersebut. Muda ataupun tua tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput. Sesaat yang lalu, mungkin kita masih melihat Saudara atau Sahabat kita sehat bugar, ia pun masih muda dan kuat. Namun pada saat ini ternyata ia telah pergi meninggalkan kita. Dan kita pun juga tidak tahu kapan kita akan dijemput untuk dikembalikan kepada-Nya. Datangnya kematian itu adalah pasti. Tidak ada Manusia yang hidup abadi.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [al-Qur'an surah al-Jumuah : 8]

Dunia hanyalah  tempat  sementara  dalam  mengumpulkan bekal bagi kehidupan yang sebenarnya di akhirat kelak. Hidup di dunia tidaklah selamanya. Dengan memperbanyak mengingat pemutus segala kelezatan (kematian), maka bekal yang dibutuhkan untuk kehidupan selanjutnya yang lebih panjang di akhirat dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Rasulullah ﷺ bersabda : "Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu". [HR. ath-Thabarani dan Hakim]

Kematian pasti akan datang menghampiri setiap makhluk hidup, khususnya umat manusia. Kaum pria ataupun wanita, para penguasa ataupun rakyat jelata, kaum berpendidikan ataupun kaum yang terhimpit kebodohan, para Ulama ataupun kaum awam, golongan Mukminin ataupun kaum munafikin dan kafirin dan sebagainya. Semuanya mereka pasti akan didatangi oleh maut tanpa terkecuali dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Jadilah orang yang cerdas dalam memandang hakikat kehidupan di dunia ini. Ibnu Umar ra berkata :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

“Aku pernah bersama Rasulullah ﷺ, lalu seorang Anshar mendatangi Beliau, ia memberi salam dan bertanya : 'Wahai Rasulullah, Mukmin manakah yang paling baik ?' Beliau bersabda : 'Yang paling baik akhlaknya'. 'Lalu Mukmin manakah yang paling cerdas ?', ia kembali bertanya. Beliau bersabda : 'Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas'”. [dari Umar bin Khattab ra, diriwayatkan oleh Ibnu Majah]

Comments